Saturday, July 20, 2013

Lekuk-lekuk Sorotan Penjaminan Mutu dalam Sistem Pendidikan Tinggi



Pendidikan Tinggi sebagai Sistem ‘Manufaktur’ Manusia Terdidik


Mutu sudah menjadi kebutuhan primer dari masyarakat. Tuntutan mutu ini tidak lagi terbatas kepada pihak penghasil layanan dan penghasil barang melainkan juga kepada penghasil manusia-manusia yang terdidik. Masyarakat ingin mendapat jaminan bahwa lembaga pendidikan melangsungkan prosesnya secara bermutu, sehingga luaran dan imbas yang diberikan pun tentu bermutu. Bagaimana sebuah proses berlangsung dari sistem lembaga pendidikan tinggi teknik di sini akan dibahas menurut model Karapetrovic dan Rajamani (1997) yang mengiaskan (analogi) pendidikan tinggi teknik sebagai sistem manufaktur. Tulisan ini adalah digubah dari tulisan mereka yang berjudul “The University ‘Manufacturing’ System: ISO 9000 and Accreditation Issues” (Int J Engng Ed, 13, 180-189). Yang menarik dari tulisan ini adalah, penulisnya memandang universitas sebagai sistem produksi dari biasanya sebagai sistem organisasi.


Proses yang terjadi dalam sistem pendidikan tinggi (PT) dapat dijabarkan dalam gambar 1 (diadaptasi dari penulis di atas). Pelanggan PT adalah tempat tujuan ke mana alumni akan memiliki aktualisasi diri beraktivitas sebagai manusia terdidik akan memberi kontribusi dari eksistensi/ jati diri manusia yang bermanfaat. Pihak yang memerlukan kontribusi aktivitas alumni tentu saja mengharapkan alumni dapat memenuhi kriteria mutu yang mereka perlukan. Yaitu siap kerja (termasuk didalamnya etos dan etika), siap beri solusi kepada persoalan yang terjadi, siap kembang kemampuan. Pihak lain yang peduli dengan alumni adalah asosiasi profesi dan badan akreditasi untuk pendidikan teknik (BAN Teknik). Asosiasi profesi adalah kumpulan para alumni pendidikan tinggi yang bekerja menggunakan keterampilan keilmuan yang spesifik secara intensif. Permintaan/ kualifikasi yang datang dari mereka menjadi masukan bagi program studi untuk mengembangkan kurikulum dan proses pembelajarannya untuk memenuhi permintaan itu. Kurikulum dijabarkan ke dalam deretan mata kuliah-mata kuliah dan tahap-tahap tahun pembelajaran. Agar kurikulum dan proses pembelajaran dapat berjalan, beroperasilah regu-regu manusia yang berprofesi mentransfer/ mentransformasikan keahlian dan ilmu (yaitu dosen, laboran dan teknisi) maupun regu-regu manusia yang bekerja mendukung keperluan administrasinya dan memelihara dokumen-dokumen jejak-rekam selama proses pembelajaran berlangsung. PT mendapat sumber mahasiswa berasal dari sekolah lanjutan atas (SLA) atau diploma yang lebih rendah. Dari paparan ini dapat digambarkan secara jelas apa, siapa dan bagaimana untuk membuat harapan (apa yang dapat dipikirkan) dan ukuran (apa yang dapat dilakukan secara realistis per tahapan waktu) sebagai kegiatan penjaminan mutu untuk menjadi komitmen bersama dari segenap civitas akademika.

Kontributor: A Sofwan FA, Staf Pengajar Teknik Mesin UNIB



No comments:

Post a Comment