Pendidikan Tinggi sebagai Sistem ‘Manufaktur’
Manusia Terdidik
Mutu sudah menjadi
kebutuhan primer dari masyarakat. Tuntutan mutu ini tidak lagi terbatas kepada pihak
penghasil layanan dan penghasil barang melainkan juga kepada penghasil
manusia-manusia yang terdidik. Masyarakat ingin mendapat jaminan bahwa lembaga
pendidikan melangsungkan prosesnya secara bermutu, sehingga luaran dan imbas yang
diberikan pun tentu bermutu. Bagaimana sebuah proses berlangsung dari sistem
lembaga pendidikan tinggi teknik di sini akan dibahas menurut model
Karapetrovic dan Rajamani (1997) yang mengiaskan (analogi) pendidikan tinggi
teknik sebagai sistem manufaktur. Tulisan ini adalah digubah dari tulisan
mereka yang berjudul “The University ‘Manufacturing’ System: ISO 9000 and
Accreditation Issues” (Int J Engng Ed, 13, 180-189). Yang menarik dari
tulisan ini adalah, penulisnya memandang universitas sebagai sistem produksi
dari biasanya sebagai sistem organisasi.
Proses yang terjadi dalam sistem
pendidikan tinggi (PT) dapat dijabarkan dalam gambar 1 (diadaptasi dari penulis di atas). Pelanggan PT adalah
tempat tujuan ke mana alumni akan memiliki aktualisasi diri beraktivitas
sebagai manusia terdidik akan memberi kontribusi dari eksistensi/ jati diri manusia
yang bermanfaat. Pihak yang memerlukan kontribusi aktivitas alumni tentu saja
mengharapkan alumni dapat memenuhi kriteria mutu yang mereka perlukan. Yaitu siap
kerja (termasuk didalamnya etos dan etika), siap beri solusi kepada persoalan
yang terjadi, siap kembang kemampuan. Pihak lain yang peduli dengan alumni
adalah asosiasi profesi dan badan akreditasi untuk pendidikan teknik (BAN
Teknik). Asosiasi profesi adalah kumpulan para alumni pendidikan tinggi yang bekerja
menggunakan keterampilan keilmuan yang spesifik secara intensif. Permintaan/
kualifikasi yang datang dari mereka menjadi masukan bagi program studi untuk
mengembangkan kurikulum dan proses pembelajarannya untuk memenuhi permintaan
itu. Kurikulum dijabarkan ke dalam deretan mata kuliah-mata kuliah dan
tahap-tahap tahun pembelajaran. Agar kurikulum dan proses pembelajaran dapat
berjalan, beroperasilah regu-regu manusia yang berprofesi mentransfer/
mentransformasikan keahlian dan ilmu (yaitu dosen, laboran dan teknisi) maupun
regu-regu manusia yang bekerja mendukung keperluan administrasinya dan memelihara
dokumen-dokumen jejak-rekam selama proses pembelajaran berlangsung. PT mendapat
sumber mahasiswa berasal dari sekolah lanjutan atas (SLA) atau diploma yang
lebih rendah. Dari paparan ini dapat digambarkan secara jelas apa, siapa dan
bagaimana untuk membuat harapan (apa yang dapat dipikirkan) dan ukuran (apa
yang dapat dilakukan secara realistis per tahapan waktu) sebagai kegiatan
penjaminan mutu untuk menjadi komitmen bersama dari segenap civitas akademika.
Kontributor: A Sofwan FA, Staf Pengajar Teknik Mesin UNIB
No comments:
Post a Comment