BAB I PENULISAN
PROPOSAL KERJA PRAKTIK (lanjutan)
1.3. TATA CARA PENULISAN
1. Bahan dan Ukuran
Bahan dan ukuran mencakup:
naskah, sampul depan, warna sampul, tulisan pada sampul dan ukuran.
1. Naskah
Naskah dibuat diatas kertas HVS
70 gram/m2 dan ditulis satu sisi.
2. Sampul Depan
Sampul dibuat dari kertas
berwarna.
Untuk proposal kerja praktek,
sampul dengan cover biasa.
Untuk kerja praktek, sampul
dibuat dari kertas soft
cover.
3. Warna Sampul
Sampul berwarna sesuai
ketentuan Prodi.
4. Tulisan pada Sampul
Tulisan pada sampul depan
menurut aturan penulisan halaman sampul depan sesuai dengan lampiran.
5. Ukuran
Ukuran naskah adalah: 148 mm x 210 mm (kertas A5).
2. Pengetikan
Aturan pengetikan meliputi:
jenis huruf, bilangan dan satuan, jarak baris, batas tepi. pengisian ruangan,
alinea baru, permulaan kalimat, judul dan sub judul, perincian kebawah, dan
telak simetris.
1. Jenis Huruf
a. Naskah diketik dengan huruf Time
New Roman berukuran 11
point.
b. Lambang huruf Yunani, atau tanda-tanda yang tidak
dapat diketik, harus ditulis dengan rapi memakai tinta hitam.
c. Huruf miring digunakan untuk
menyatakan simbol besaran fisika, kata-kata berbahasa asing dan kutipan yang
diambil dari acuan.
d. Huruf tebal digunakan untuk
penulisan bab, sub-bab, dan penomoran persamaan/rumus.
2. Bilangan dan Satuan
a. Bilangan diketik dengan
angka, kecuali pada Permulaan kalimat, misal: Roti ini memerlukan 10 gram
tepung terigu.
b. Bilangan desimal ditandai
dengan tanda koma, bukan dengan tanda titik, misal: 10,5 gram.
c. Satuan yang merupakan nama
orang, ditulis dengan huruf kecil jika ditulis lengkap atau mendapat awalan
huruf besar jika disingkat, misalnya: newton atau N.
d. Satuan yang dinyatakan
dengan singkatan resminya ditulis dengan huruf kecil tanpa titik di belakang,
misalnya: 10 g, 10 kg, 10 cal, dan l0 m.
3. Jarak Baris
Jarak antara 2 baris dibuat 1,5
spasi, kecuali daftar pustaka diketik dengan jarak 1 spasi.
4. Batas tepi
Batas-batas pengetikan,
ditinjau dari tepi kertas, diatur sebagai berikut :
a. Tepi atas : 2,5 cm
b. Tepi bawah : 2,5 cm
c. Tepi kiri : 3 cm
d. Tepi kanan : 2 cm
5. Pengisian Ruangan
Ruangan yang terdapat pada halaman naskah harus diisi
penuh, artinya pengetikan harus mulai dari batas tepi kiri sampai ke batas tepi
kanan (Justify), dan jangan ada ruangan yang terbuang, kecuali kalau
akan memulai alenia baru, persamaan, tabel, gambar, sub-judul (bab),
anak-sub-judul (sub-bab), atau hal-hal yang khusus.
6. Alinea Baru
Alinea baru dimulai pada
ketikan yang ke-6 atau 0,5 inci dari tepi kiri.
7. Permulaan Kalimat
Bilangan, lambang, atau rumus
kimia yang memulai suatu kalimat, harus dieja, misalnya: Sepuluh gram tepung
terigu diperlukan untuk membuat roti ini.
8. Rincian Ke-Bawah
Jika pada penulisan naskah ada
rincian yang harus disusun ke bawah, pakailah nomor unit dengan angka atau
huruf sesuai dengan derajat rincian. Penggunaan garis penghubung (-) yang
ditempatkan di depan rincian tidak diperkenankan.
3. Penomoran
Penomoran meliputi penomoran
halaman, tabel, gambar, dan persamaan.
1. Nomor Halaman
a. Bagian Pendahuluan, angka
Romawi kecil di tengah kertas bagian bawah.
Contoh: i, ii, iii, iv, v, dan
seterusnya.
b. Bagian Isi, angka nominal di
pojok kanan kertas bagian atas, kecuali untuk BAB BARU di tengah kertas bagian
bawah.
Contoh: 1,2,3,4,5, dan
seterusnya.
c. Bagian penutup, angka
Nominal lanjutan Bagian Isi ditengah kertas bagian bawah.
Contoh: 60, 61, 62, dan
seterusnya.
d. Nomor bab, angka Romawi besar.
Contoh: I, II, III, IV, V, dan seterusnya.
e. Nomor sub-Bab, Sub-sub Bab,
dan seterusnya digunakan sistem campuran, yaitu huruf dan angka.
Contoh :
A.
1.
a.
1)
a)
(1)
(a) dan seterusnya
f. Nomor Gambar digunakan angka
Nominal, setiap Bab dimulai dengan nomor baru.
Contoh:
Gambar
1.1. Logo
g. Nomor Tabel digunakan angka
Nominal, setiap Bab dimulai dengan nomor baru.
Contoh:
Tabel 2.1. Jenis Pemotongan
JENIS PEMOTONGAN
|
KASAR
|
HALUS
|
Feed
|
25 mm/put
|
15 mm/put
|
Cutting speed
|
125m/menit
|
150rn/menit
|
Deep of cut
|
25m
|
20mm
|
Sumber Dieter E, Mechanic Metallurgy, page 263
4. Tabel dan Gambar
Untuk penulisan tabel dan
gambar mempunyai aturan tersendiri yaitu:
1. Tabel
a. Nomor tabel yang diikuti
dengan judul ditempatkan simetris di atas tabel, tanpa diakhiri dengan tanda
titik.
b. Tabel tidak boleh dipenggal,
kecuali kalau memang panjang, sehingga tidak mungkin diketik dalam satu
halaman. Pada halaman lanjutan tabel, dicantumkan nomor tabel dan kata
lanjutan, tanpa judul.
c. Kolom-kolom diberi nama dan
dijaga agar pemisahan antara yang satu dengan yang lainnya cukup tegas.
d. Kalau tabel lebih lebar dari
ukuran lebar kertas, sehingga harus dibuat memanjang kertas, maka bagian atas
tabel harus diletakkan disebelah kiri kertas
e. Di atas dan di bawah tabel
dipasang garis batas, agar terpisah dari uraian pokok dalam tulisan/makalah.
f. Tabel diketik simetris.
g. Tabel yang lebih dari 2
halaman harus dilipat.
2. Gambar
a. Bagan, grafik, peta dan foto
semuanya disebut gambar (tidak dibedakan).
b. Nomor gambar yang diikuti
dengan judulnya diletakkan simetris dibawah gambar tanpa diakhiri tanda titik.
c. Gambar tidak boleh
dipenggal.
d. Keterangan gambar dituliskan
pada tempat-tempat yang kosong di dalam gambar dan jangan pada halaman lain.
e. Bila gambar dilukiskan
melebar sepanjang tinggi kertas, maka bagian atas gambar harus diletakkan
disebelah kiri kertas.
f. Ukuran gambar (lebar dan
tingginya) diusahakan supaya sewajar-wajamya atau serasi (jangan lerlalu kurus
atau gemuk).
g. Skala pada grafik harus
dibuat agar mudah dipakai untuk mengadakan interpolasi alau ekstrapolasi.
h. Bagan dan grafik dibuat
dengan tinta hitam yang tidak larut dalam air.
i. Letak gambar diatur agar simetris.
5. Bahasa
1. Bahasa yang Dipakai
Bahasa yang dipakai adalah
bahasa Indonesia yang baku (ada subyek dan
predikat, dan supaya lebih sempurna ditambah dengan obyek dan keterangan).
2. Bentuk Kalimat
Kalimat yang digunakan harus
berupa kalimat efektif. Kalimat-kalimat tidak boleh menampilkan orang pertama dan
orang kedua (saya, aku, kami, kita, engkau, kamu, anda, pembaca, dan
lain-lain), tetapi dibuat berbentuk pasif. Pada penyajian ucapan terima kasih
pada prakata, saya diganti dengan penulis.
3. Istilah
a. Istilah yang dipakai adalah
istilah Indonesia
atau yang sudah di-Indonesiakan.
b. Jika terpaksa. harus memakai
istilah asing, bubuhkan garis bawah pada istilah tersebut atau ditulis dengan
huruf miring (Italic).
4. Kesalahan yang sering
terjadi
a. Kata penghubung, seperti
sehingga dan sedangkan, tidak boleh dipakai untuk memulai suatu kalimat.
b. Kata depan, misalnya pada,
sering dipakai tidak pada tempatnya, misalnya diletakkan di depan subyek
(merusak susunan kalimat).
c. Kata dimana dan dari yang
sering diperlakukan sebagai tempat seperti kata “Where” dan “of” dalam
bahasa Inggris bukan merupakan bentuk baku dalam
bahasa Indonesia ,
jangan digunakan.
d. Awalan ke dan di harus
dibedakan antara sebagai kata depan dengan imbuhan pada kata kerja. Kata depan
ditulis terpisah dari kata setelahnya. Imbuhan ditulis disambung dengan kata
kerjanya.
e. Tanda baca harus digunakan dengan tepat.
f. Pengaruh dialek bahasa daerah terhadap penulisan
kata maupun susunan kalimat. Seperti saya dan saja, ditulis dengan sayah dan
sajah. Ini tidak sesuai dengan kata yang baku .
6. Penulisan kutipan dan
penunjukan sumber pustaka
Penulisan kutipan ada beberapa
cara yaitu dengan menggunakan back note. Ada dua cara penunjukan sumber pustakanya.
Penunjukan sumber pustaka cara
Harvard-APA adalah sebagai berikut:
1. Nama penulis pada bagian
permulaan kalimat
Mulyadi
(1986) mendefinisikan biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur
dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk
mencapai tujuan tertentu.
2. Nama penulis di bagian
tengah kalimat
Biaya
didefinisikan oleh Mulyadi (1986) sebagai pengorbanan sumber ekonomis, yang
diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk
mencapai tujuan tertentu.
3. Nama penulis pada bagian
akhir kalimat
Biaya
adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang yang telah
terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu (Mulyadi,
1986).
Catatan:
Dengan cara Harvard-APA, bila nama Mulyadi (1986) disebut berkali-kali
dari halaman artikelnya yang berbeda-beda, misal pertama pada halaman 1, kedua
pada halaman 10, dan ketiga pada halaman 11, di halaman Daftar Pustaka Mulyadi
(1986) ditulis satu kali dan diberi keterangan tiga halaman masing-masing dengan
cara penulisan:
Mulyadi, Ahmad. Judul_buku. Jakarta : Erlangga. 1986, h.1, h 10 dan h 11.
Penunjukan sumber pustaka cara Vancouver adalah sebagai
berikut:
1. Nama penulis pada
permulaan kalimat
Dick [1] mendefinisikan biaya
adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang yang telah
terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Nama penulis pada bagian
tengah kalimat
Biaya didefinisikan oleh Dick
[1] sebagai pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang yang
telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Nama penulis pada bagian
akhir kalimat.
Pengorbanan sumber ekonomis,
yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi
untuk mencapai tujuan tertentu [2].
Catatan:
Dengan cara Vancouver , nomor-nomor perujukan ditulis
secara berurutan pada halaman Daftar Pustaka. Bila nama Dick, penulis yang
sama, dikutip tiga kali dari satu artikelnya, dengan perincian dua kali dari
halaman yang sama dan satu kali dari halaman yang berbeda, maka untuk dua kali
perujukan yang sama tersebut diberi satu penomoran (misal [1]) dan pada
perujukan ketiga, yakni dari halaman yang berbeda, diberi penomoran yang lain
(misal [2]). Sehingga dalam halaman Daftar Pustaka didaftar sebagai:
[1] Dick, A. Judul_Artikel. Material Science and
Engineering. 23A: 1-4. 1986.
[2] Dick, A. Judul_Artikel. Nano Technology Bulletin.
3A: 34-44. 2006.
7. Daftar Pustaka
Semua sumber pustaka yang
dikutip (secara langsung atau tidak langsung) dan dijadikan referensi harus
disebutkan. Cara penulisan rujukan dengan sistem pemberian nomor kejadian
perujukan (Vancouver ).
Penulisan daftar pustaka
menggunakan sistem penulisan Vancouver .
Sistem Vancouver menggunakan cara penomoran (pemberikan angka) yang
berurutan untuk menunjukkan rujukan pustaka (sitasi). Dalam daftar pustaka,
pemunculan sumber rujukan dilakukan secara berurut menggunakan nomor sesuai
kemunculannya sebagai sitasi dalam naskah tulisan.
Untuk penulisan di Daftar Acuan atau Daftar Pustaka,
sebuah nama harus dimulai dengan Last Name, baru kemudian diikuti dengan
First dan Middle Name. Gelar yang menjadi bagian dari nama boleh
dicantumkan, tetapi gelar kesarjanaan dianjurkan tidak dicantumkan. Berikut ini
adalah contoh-contoh penulisan Daftar Acuan atau Daftar Pustaka :
1. Bila Referensi berupa Buku
Format:
Nama_belakang_penulis,
Singkatan_nama_depan. Singkatan_ nama_tengah. Judul_buku. Nama_kota:
nama_penerbit. Tahun.
Contoh:
[2] Franklin ,
J.H. Fundamentals of Mathematics. Chicago :
University
of Chicago
Press. 1985.
[3] Kernighan, B.W., dan Dennis M.R. The C Programming Language.
New
Jersey :
Prentice Hall. 1987.
[1]
Dick, H.W. Industri Pelayaran Indonesia :
Kompetisi dan Regulasi. Diterjemahkan oleh Burhanuddin A. Jakarta: LP3ES.
1990.
2. Bila Referensi berupa Prosiding
Format:
Nama_belakang_penulis,
Singkatan_nama_depan. Singkatan_ nama_tengah. Judul_naskah. Nama_prosiding.
Volume: halaman. Tahun.
Contoh:
[1]
Akazana, S. The Scope Of The Japanese Information Industry In The 1980s.
Proceeding Of The Forty First FID Congress. Session 1: 414-419. 13-16
September 1983.
3. Bila Referensi berupa artikel
dalam Jurnal
Format:
Nama_belakang_penulis, Singkatan_nama_depan.
Singkatan_ nama_tengah. Judul_naskah. Nama_jurnal. Volume: halaman.
Tahun.
Contoh:
[1]
Priyambodo, T.K. Infrastruktur Teknologi Informasi dalam Implementasi
e-Goverment. KURSOR. 1: 9-14. 2005.
[2]
Conti, M., Gregori, E., and Lenzini, L. E-DPC An Extension of the
Distributed-control Polling MAC Protocol (DCP) for Integrated Services. Computer Networks and ISDN Systems. 26:
711-719. 1994.
4. Bila Referensi berupa artikel
dari Internet
Format:
Nama_belakang_penulis,
Singkatan_nama_depan. Singkatan_ nama_tengah. Judul_naskah. Tahun. URL,
Tanggal_akses.
Contoh:
[1] Ahmed, K., and
Moore, G. An Introduction to Topic Maps.
July 2005.URL://msdn2.microsoft.com/enus/library/aa480048.aspx, diakses tanggal
14 Agustus 2007.
8. Istilah Baru
Istilah-istilah baru yang belum dibakukan dalam bahasa
Indonesia dapat digunakan, dengan syarat konsisten. Pada penggunaan yang
pertama kali perlu diberikan padanya dalam bahasa asing (dalam kurung). Kalau
banyak sekali menggunakan istilah baru, sebaiknya dibuatkan daftar istilah di
lampiran.
No comments:
Post a Comment