Monday, July 29, 2013

SOP Format Tata Pelaporan/ Penulisan (1-3)


BAB I PENULISAN PROPOSAL KERJA PRAKTIK (lanjutan)


1.3. TATA CARA PENULISAN

1. Bahan dan Ukuran
Bahan dan ukuran mencakup: naskah, sampul depan, warna sampul, tulisan pada sampul dan ukuran.
1. Naskah
Naskah dibuat diatas kertas HVS 70 gram/m2 dan ditulis satu sisi.
2. Sampul Depan
Sampul dibuat dari kertas berwarna.
Untuk proposal kerja praktek, sampul dengan cover biasa.
Untuk kerja praktek, sampul dibuat dari kertas soft cover.
3. Warna Sampul
Sampul berwarna sesuai ketentuan Prodi.
4. Tulisan pada Sampul
Tulisan pada sampul depan menurut aturan penulisan halaman sampul depan sesuai dengan lampiran.
5. Ukuran
Ukuran naskah adalah: 148 mm x 210 mm (kertas A5).

2. Pengetikan
Aturan pengetikan meliputi: jenis huruf, bilangan dan satuan, jarak baris, batas tepi. pengisian ruangan, alinea baru, permulaan kalimat, judul dan sub judul, perincian kebawah, dan telak simetris.

1. Jenis Huruf
a. Naskah diketik dengan huruf Time New Roman berukuran 11 point.
b. Lambang huruf Yunani, atau tanda-tanda yang tidak dapat diketik, harus ditulis dengan rapi memakai tinta hitam.
c. Huruf miring digunakan untuk menyatakan simbol besaran fisika, kata-kata berbahasa asing dan kutipan yang diambil dari acuan.
d. Huruf tebal digunakan untuk penulisan bab, sub-bab, dan penomoran persamaan/rumus.

2. Bilangan dan Satuan
a. Bilangan diketik dengan angka, kecuali pada Permulaan kalimat, misal: Roti ini memerlukan 10 gram tepung terigu.
b. Bilangan desimal ditandai dengan tanda koma, bukan dengan tanda titik, misal: 10,5 gram.
c. Satuan yang merupakan nama orang, ditulis dengan huruf kecil jika ditulis lengkap atau mendapat awalan huruf besar jika disingkat, misalnya: newton atau N.
d. Satuan yang dinyatakan dengan singkatan resminya ditulis dengan huruf kecil tanpa titik di belakang, misalnya: 10 g, 10 kg, 10 cal, dan l0 m.

3. Jarak Baris
Jarak antara 2 baris dibuat 1,5 spasi, kecuali daftar pustaka diketik dengan jarak 1 spasi.

4. Batas tepi
Batas-batas pengetikan, ditinjau dari tepi kertas, diatur sebagai berikut :
a. Tepi atas : 2,5 cm
b. Tepi bawah : 2,5 cm
c. Tepi kiri : 3 cm
d. Tepi kanan : 2 cm

5. Pengisian Ruangan
Ruangan yang terdapat pada halaman naskah harus diisi penuh, artinya pengetikan harus mulai dari batas tepi kiri sampai ke batas tepi kanan (Justify), dan jangan ada ruangan yang terbuang, kecuali kalau akan memulai alenia baru, persamaan, tabel, gambar, sub-judul (bab), anak-sub-judul (sub-bab), atau hal-hal yang khusus.

6. Alinea Baru
Alinea baru dimulai pada ketikan yang ke-6 atau 0,5 inci dari tepi kiri.

7. Permulaan Kalimat
Bilangan, lambang, atau rumus kimia yang memulai suatu kalimat, harus dieja, misalnya: Sepuluh gram tepung terigu diperlukan untuk membuat roti ini.

8. Rincian Ke-Bawah
Jika pada penulisan naskah ada rincian yang harus disusun ke bawah, pakailah nomor unit dengan angka atau huruf sesuai dengan derajat rincian. Penggunaan garis penghubung (-) yang ditempatkan di depan rincian tidak diperkenankan.

3. Penomoran
Penomoran meliputi penomoran halaman, tabel, gambar, dan persamaan.

1. Nomor Halaman
a. Bagian Pendahuluan, angka Romawi kecil di tengah kertas bagian bawah.
Contoh: i, ii, iii, iv, v, dan seterusnya.
b. Bagian Isi, angka nominal di pojok kanan kertas bagian atas, kecuali untuk BAB BARU di tengah kertas bagian bawah.
Contoh: 1,2,3,4,5, dan seterusnya.
c. Bagian penutup, angka Nominal lanjutan Bagian Isi ditengah kertas bagian bawah.
Contoh: 60, 61, 62, dan seterusnya.
d. Nomor bab, angka Romawi besar.
Contoh: I, II, III, IV, V, dan seterusnya.
e. Nomor sub-Bab, Sub-sub Bab, dan seterusnya digunakan sistem campuran, yaitu huruf dan angka.
Contoh :
A.
1.
a.
1)
a)
(1)
(a) dan seterusnya
f. Nomor Gambar digunakan angka Nominal, setiap Bab dimulai dengan nomor baru.

Contoh:
Gambar 1.1. Logo
g. Nomor Tabel digunakan angka Nominal, setiap Bab dimulai dengan nomor baru.

Contoh:
Tabel 2.1. Jenis Pemotongan
JENIS  PEMOTONGAN
KASAR
HALUS
Feed
25 mm/put
15 mm/put
Cutting speed
125m/menit
150rn/menit
Deep of cut
25m
20mm
Sumber Dieter E, Mechanic Metallurgy, page 263

4. Tabel dan Gambar
Untuk penulisan tabel dan gambar mempunyai aturan tersendiri yaitu:

1. Tabel
a. Nomor tabel yang diikuti dengan judul ditempatkan simetris di atas tabel, tanpa diakhiri dengan tanda titik.
b. Tabel tidak boleh dipenggal, kecuali kalau memang panjang, sehingga tidak mungkin diketik dalam satu halaman. Pada halaman lanjutan tabel, dicantumkan nomor tabel dan kata lanjutan, tanpa judul.
c. Kolom-kolom diberi nama dan dijaga agar pemisahan antara yang satu dengan yang lainnya cukup tegas.
d. Kalau tabel lebih lebar dari ukuran lebar kertas, sehingga harus dibuat memanjang kertas, maka bagian atas tabel harus diletakkan disebelah kiri kertas
e. Di atas dan di bawah tabel dipasang garis batas, agar terpisah dari uraian pokok dalam tulisan/makalah.
f. Tabel diketik simetris.
g. Tabel yang lebih dari 2 halaman harus dilipat.

2. Gambar
a. Bagan, grafik, peta dan foto semuanya disebut gambar (tidak dibedakan).
b. Nomor gambar yang diikuti dengan judulnya diletakkan simetris dibawah gambar tanpa diakhiri tanda titik.
c. Gambar tidak boleh dipenggal.
d. Keterangan gambar dituliskan pada tempat-tempat yang kosong di dalam gambar dan jangan pada halaman lain.
e. Bila gambar dilukiskan melebar sepanjang tinggi kertas, maka bagian atas gambar harus diletakkan disebelah kiri kertas.
f. Ukuran gambar (lebar dan tingginya) diusahakan supaya sewajar-wajamya atau serasi (jangan lerlalu kurus atau gemuk).
g. Skala pada grafik harus dibuat agar mudah dipakai untuk mengadakan interpolasi alau ekstrapolasi.
h. Bagan dan grafik dibuat dengan tinta hitam yang tidak larut dalam air.
i. Letak gambar diatur agar simetris.

5. Bahasa
1. Bahasa yang Dipakai
Bahasa yang dipakai adalah bahasa Indonesia yang baku (ada subyek dan predikat, dan supaya lebih sempurna ditambah dengan obyek dan keterangan).
2. Bentuk Kalimat
Kalimat yang digunakan harus berupa kalimat efektif. Kalimat-kalimat tidak boleh menampilkan orang pertama dan orang kedua (saya, aku, kami, kita, engkau, kamu, anda, pembaca, dan lain-lain), tetapi dibuat berbentuk pasif. Pada penyajian ucapan terima kasih pada prakata, saya diganti dengan penulis.
3. Istilah
a. Istilah yang dipakai adalah istilah Indonesia atau yang sudah di-Indonesiakan.
b. Jika terpaksa. harus memakai istilah asing, bubuhkan garis bawah pada istilah tersebut atau ditulis dengan huruf miring (Italic).
4. Kesalahan yang sering terjadi
a. Kata penghubung, seperti sehingga dan sedangkan, tidak boleh dipakai untuk memulai suatu kalimat.
b. Kata depan, misalnya pada, sering dipakai tidak pada tempatnya, misalnya diletakkan di depan subyek (merusak susunan kalimat).
c. Kata dimana dan dari yang sering diperlakukan sebagai tempat seperti kata “Where” dan “of” dalam bahasa Inggris bukan merupakan bentuk baku dalam bahasa Indonesia, jangan digunakan.
d. Awalan ke dan di harus dibedakan antara sebagai kata depan dengan imbuhan pada kata kerja. Kata depan ditulis terpisah dari kata setelahnya. Imbuhan ditulis disambung dengan kata kerjanya.
e. Tanda baca harus digunakan dengan tepat.
f. Pengaruh dialek bahasa daerah terhadap penulisan kata maupun susunan kalimat. Seperti saya dan saja, ditulis dengan sayah dan sajah. Ini tidak sesuai dengan kata yang baku.

6. Penulisan kutipan dan penunjukan sumber pustaka
Penulisan kutipan ada beberapa cara yaitu dengan menggunakan back note. Ada dua cara penunjukan sumber pustakanya.

Penunjukan sumber pustaka cara Harvard-APA adalah sebagai berikut:
1. Nama penulis pada bagian permulaan kalimat
Mulyadi (1986) mendefinisikan biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Nama penulis di bagian tengah kalimat
Biaya didefinisikan oleh Mulyadi (1986) sebagai pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Nama penulis pada bagian akhir kalimat
Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu (Mulyadi, 1986).

Catatan:
Dengan cara Harvard-APA,  bila nama Mulyadi (1986) disebut berkali-kali dari halaman artikelnya yang berbeda-beda, misal pertama pada halaman 1, kedua pada halaman 10, dan ketiga pada halaman 11, di halaman Daftar Pustaka Mulyadi (1986) ditulis satu kali dan diberi keterangan tiga halaman masing-masing dengan cara penulisan:

Mulyadi, Ahmad. Judul_buku. Jakarta: Erlangga. 1986, h.1, h 10 dan h 11.

Penunjukan sumber pustaka cara Vancouver adalah sebagai berikut:
1. Nama penulis pada permulaan kalimat
Dick [1] mendefinisikan biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
2. Nama penulis pada bagian tengah kalimat
Biaya didefinisikan oleh Dick [1] sebagai pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.
3. Nama penulis pada bagian akhir kalimat.
Pengorbanan sumber ekonomis, yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi atau kemungkinan akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu [2].

Catatan:
Dengan cara Vancouver, nomor-nomor perujukan ditulis secara berurutan pada halaman Daftar Pustaka. Bila nama Dick, penulis yang sama, dikutip tiga kali dari satu artikelnya, dengan perincian dua kali dari halaman yang sama dan satu kali dari halaman yang berbeda, maka untuk dua kali perujukan yang sama tersebut diberi satu penomoran (misal [1]) dan pada perujukan ketiga, yakni dari halaman yang berbeda, diberi penomoran yang lain (misal [2]). Sehingga dalam halaman Daftar Pustaka didaftar sebagai:

[1] Dick, A. Judul_Artikel. Material Science and Engineering. 23A: 1-4. 1986.
[2] Dick, A. Judul_Artikel. Nano Technology Bulletin. 3A: 34-44. 2006.

7. Daftar Pustaka
Semua sumber pustaka yang dikutip (secara langsung atau tidak langsung) dan dijadikan referensi harus disebutkan. Cara penulisan rujukan dengan sistem pemberian nomor kejadian perujukan (Vancouver).

Penulisan daftar pustaka menggunakan sistem penulisan Vancouver. Sistem Vancouver menggunakan cara penomoran (pemberikan angka) yang berurutan untuk menunjukkan rujukan pustaka (sitasi). Dalam daftar pustaka, pemunculan sumber rujukan dilakukan secara berurut menggunakan nomor sesuai kemunculannya sebagai sitasi dalam naskah tulisan.
Untuk penulisan di Daftar Acuan atau Daftar Pustaka, sebuah nama harus dimulai dengan Last Name, baru kemudian diikuti dengan First dan Middle Name. Gelar yang menjadi bagian dari nama boleh dicantumkan, tetapi gelar kesarjanaan dianjurkan tidak dicantumkan. Berikut ini adalah contoh-contoh penulisan Daftar Acuan atau Daftar Pustaka :

1. Bila Referensi berupa Buku

Format:
Nama_belakang_penulis, Singkatan_nama_depan. Singkatan_ nama_tengah. Judul_buku. Nama_kota: nama_penerbit. Tahun.
Contoh: 


[1] Dick, H.W. Industri Pelayaran Indonesia: Kompetisi dan Regulasi. Diterjemahkan oleh Burhanuddin A. Jakarta: LP3ES. 1990.
[2] Franklin, J.H. Fundamentals of Mathematics. Chicago: University of Chicago Press. 1985.
[3] Kernighan, B.W., dan Dennis M.R. The C Programming Language. New Jersey: Prentice Hall. 1987.


2. Bila Referensi berupa Prosiding

Format:
Nama_belakang_penulis, Singkatan_nama_depan. Singkatan_ nama_tengah. Judul_naskah. Nama_prosiding. Volume: halaman. Tahun.
Contoh:


[1] Akazana, S. The Scope Of The Japanese Information Industry In The 1980s. Proceeding Of The Forty First FID Congress. Session 1: 414-419. 13-16 September 1983.
[2] Cavalieri, S., Di Stefano, A., dan Mirabella, O., Assessment of the Priority Mechanism in the Fieldbuss Data Link Layer. Proceeding Industrial Electronics, Control and Instrumentation. IECON. Session 3: 414-419. 1991.

3. Bila Referensi berupa artikel dalam Jurnal

Format:
Nama_belakang_penulis, Singkatan_nama_depan. Singkatan_ nama_tengah. Judul_naskah. Nama_jurnal. Volume: halaman. Tahun.
Contoh:

[1] Priyambodo, T.K. Infrastruktur Teknologi Informasi dalam Implementasi e-Goverment. KURSOR. 1: 9-14. 2005.
[2] Conti, M., Gregori, E., and Lenzini, L. E-DPC An Extension of the Distributed-control Polling MAC Protocol (DCP) for Integrated Services. Computer Networks and ISDN Systems. 26: 711-719. 1994.


4. Bila Referensi berupa artikel dari Internet

Format:
Nama_belakang_penulis, Singkatan_nama_depan. Singkatan_ nama_tengah. Judul_naskah. Tahun. URL, Tanggal_akses.
Contoh:

[1] Ahmed, K., and Moore, G. An Introduction to Topic Maps. July 2005.URL://msdn2.microsoft.com/enus/library/aa480048.aspx, diakses tanggal 14 Agustus 2007.

8. Istilah Baru
Istilah-istilah baru yang belum dibakukan dalam bahasa Indonesia dapat digunakan, dengan syarat konsisten. Pada penggunaan yang pertama kali perlu diberikan padanya dalam bahasa asing (dalam kurung). Kalau banyak sekali menggunakan istilah baru, sebaiknya dibuatkan daftar istilah di lampiran.

No comments:

Post a Comment